Kerangka konsep atau teori. Suatu teori ialah suatu pernyataan umum mengenai bagaiman beberapa bagian dunia saling berhubungan dan bekerja. Teori adalh suatu penjelasan mengenai dua fakta atau lebih berubungan satu debngan yang lain.
Para sosiolog menggunakan tiga teori utama : interaksionis simbolis, analisis fungsional, dan teori konflik
Perspektif adalah imajinasi sosiologis membuka jendela ke arah dunia yang tak dikenal dan menawarkan pandangan segar ke dunia yang dikenal.
Dalam teks ini, anda akan menjumpai diri anda berada ditengah kaum Nazi di Jerman. Perspektif sosiologis telah menjadi kekuatan pendorong dalam hidup
Melihat Konteks sosial yang lebih Luas:
Perspektif Sosiologis menekankan pada konteks sosial dalam aman amanusia hidup. Mengkaji bagaimana konteks tersebut mempengaruhi kehidupan manusia. Inti perspektif sosiologis ialah perntanyaan bagaimana kelompok mempengaruhi manusia, khususnya bagaimana manusia dipengaruhi masyarakat(society).mereka._sekelompok manusia yang memiliki kebudayaan dan wilayah bersama.
Para Sosiolog melihat bagaimana pekerjaan, penghasilan, pendidikan, gender, usia, dan ras-etnisitas mempengaruhi ide atau perilaku manusia. Bagaimana diidentifikasikan dengan kelompok yang dinamakan perempuan dan laki-laki saat tumbuh dewasa membentuk pemikiran kita tentang siapa kita dan apa yang harus kita capai dalam kehidupan.
Sosiolog C. Wright Mills (1959) menyatakan sebagai berikut : “ Imajinasi atau perspektif sosiologis memungkinkan kita untuk menangkap hub antara sejarah dan biografi. Sejarah ialah bahwa setiap masyarakat terleta dalam suatu arus peristiwa yangb luas. Biografi ialah pengalaman khas individu. Singkatnya , manusia melakukan apa yang mereka lakukan bukan karena mekanisme internal yang mereka warisi, sperti naluri. Tinjaulah seorang bayi yang baru lahir. Jika kita memisahkan bayi yang baru lahir itu dengan orang tuanya dan menempatkan anak itu ke tempat lain maka bahasa, tingkah laku, dan cara berfikir anak itu setelah dewasa beda dengan tempat aslinya dan dia akan tumbuh dan melakukan yang tempat barunya lakukan. Maka bagaimana kelompok sosial Anda telah membentuk ide dan keinginan Anda,
Auguste Comte dan Positivisme
Ide menguasai penerapan metode ilmiah pada kehidupan sosial, yang dikenal sebagai positivisme. Comte meninggalkan kota kecil konservatif tempat ia dibesarkan dan pindah, digabungkan dengan perubahan yang dialami Prancis dalam Revolusi, mendorong perhatian Comte pada apa yang mempersatukan masyarakat. Ia bertanya : apa yang menciptakan tatanan sosial, dan bukan anarki atau kekacauan ? Dan kemudian, setelah masyarakat menuju pada suatu arah tertentu, apa yang menyebabkan berubah.
Lalu ia menyimpulkan bahwa cara yang benar untuk menjawabnya ialah dengan menerapkan metode ilmiah pada kehidupan sosial. Comte menekankan bahwa ilmu baru ini tidak hanya akan mengungkapkan prinsip-prinsip sosial, tetapi juga akan menerapkannya pada reformasi sosial. Para sosiolog akan mereformasi seluruh masyarakat , menjadikanya suatu tempat yang lebih baik untuk hidup. Namun bagi Comte, menerapkan metode ilmiahpada kehidpan sosial berarti melakukan apa yang kita sebut filsafat di belakang meja” . menarik kesimpulan dari pengamatan informal terhada[p kehidupan sosial.
HERBERT SPENCER dan DARWINISME SOSIAL
Spencer meyakini bahwa orang seharusnya tidak campur tangan dalam evolusi masyarakat. Spencer berfikir bahwa masyarakat berevolusi dari bentuk lebih rendah (barbar) ke bentuk yang lebih tinggi (beradap). Denga berlalunya generasi-generasi, anggota masyarakat yang paling mampu dan cerdas dapat bertahan sedangkan yang kurang mampu akan pudar. Spencer menamakan prinsip “kelangsungan hidup mereka yang paling sepadan” 9survival of the fit-test).
KARL MARX dan KONFLIK KELAS
Pengaruh karl marx (1818-1883) pada sejarah dunia sedemikian besar sehingga bahkan wall Street journal yang merupakan pendukung gigih kapitalisme, menyebutnya sebagai salah seorang pemikir modern terbesar. Marx datang ke inggris setelah dibuang dari tempat asalnya, jerman. Karena mengusulkan revolusi, percaya bahwa penggerak sejarah manusia ialah konflik kelas . Ia mengatakan bahwa kaum borjuis, kaum kapitalis mereka ayng memiliki alat untuk menciptakan kekayaan( modal, tanah, pabrik dan mesin). Terlibat dalam konflik dengan kaum proletar (kelas yang diekploitasi, massa pekerja yang tidak memiliki alat produksi). Akan berakhir jika kaum pekerja bersatu denagn revolusi dan membuang rantai-rantai perbudakan mereka. Hasilnya adalah masyarakat tanpa kelas, yang bebas dari ekploitasi. Marxisme tidaklah sama dengan komunisme.
EMILE DURKHEIM dan INTEGRASI SOSIAL
Durkheim memiliki suatu tujuan lain yaitu memperlihatkan bagaimana kekuatan sosial mempengaruhi perilaku manusia. Untuk itu dia melakukan penelitian dengan membandingkan angka bunuh diri di beberapa negara Eropa, bahwa angka bunuh diri di satu negara berbeda dengan negara lain. Sebagai contoh angka bunuh diri pada kaum protestan, pria dan tidak menikah lebih tinggi dari pada kalangan katholik, Yahudi, perempuan dan mereka yang sudah menikah.Ia menyimpulkan bahwa bunuh diri bukan semata-mata berkisar pada individu-individu yang memutuskan biunuh diri karena alasan pribadi. Faktor sosialah yang melandasi tindakan bunuh diri, dan hal ini membuat angka setiap kelom pok cukup konstan dari tahun ke tahun. Durkheim mengidentifikasikan integrasi sosial, derajat keterikatan manusia pada kelompok sosialnya. Argumen Durkheim adalah sebagai berikut : Protestantisme mendorong kebebasan lebih besar dalam berfikir dan bertindak, pria lebih mandiri dari pada perempuan dan orang yang tidak menikah tidak memiliki tan ggung jawab yang besar dibandingkan yang menikah. Dengan kata lain, integrasi sosial mereka lebih lemah, anggota kelompok tersebut memiliki lebih sedikit ikatan sosial yang mencegah orang untuk melakukan bunuh diri. Jadi kita melihat prinsip dari penelitianya “Perilaku manusia tidak dapat dipahami dari sudut pandang individu saja; kita harus selalu mempelajari kekuatan sosial yang mempengaruhi kehidupan manusia.
MAX WEBER dan ETIKA PROTESTAN
Agama dan asal-usul kapitalisme Weber tidak sepakat dengan pernyataan Marx bahwa ekonomi merupakan kekuatan pokok perubahan sosial. Peranan tersebut menurutnya ada pada agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar